Thursday, 16 September 2010
JAKARTA (SINDO)– Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) menargetkan sebanyak 10% siswa dari kelompok keluarga miskin dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (PT).
Target ini ditetapkan sekaligus untuk menaikkan angka partisipasi kasar (APK). Ada tiga skenario yang telah dipersiapkan Kemendiknas. Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh mengatakan, untuk meningkatkan akses siswa miskin dilakukan dengan memberikan beasiswa Bidik Misi bagi 20.000 calon mahasiswa. Langkah kedua, kata Mendiknas, meminta PT terutama negeri untuk memberikan tempat khusus bagi siswa miskin. ”Ketiga, kita ajak perusahaan dengan memanfaatkan corporate social responsibility (CSR) untuk memotong mata rantai terlemah,” katanya seusai silaturahmi bersama staf Kemendiknas pasca-Hari Raya Idul Fitri 1431 Hijriah di Kemendiknas, Jakarta, kemarin.
Mendiknas mengungkapkan, jumlah siswa miskin yang dapat masuk ke PT pada 2008 sebanyak 4% sedangkan pada 2009 mencapai 6,19%. ”Ada kenaikan 2% dari seluruh populasi orang yang sangat miskin,”katanya. Terkait program CSR peduli pendidikan, Mendiknas mengatakan bahwa wujudnya sangat beragam. Misalnya, ada yang memfokuskan pada bantuan biaya riset, bantuan belajar, maupun rekonstruksi bangunan sekolah. Contoh lainnya,Sampoerna Foundation sebagai salah satu yayasan pemberi beasiswa pendidikan sejak 2001 mulai tahun ini akan menggulirkan program student assistant.
Menurut Public Relation Officer Sampoerna Foundation Astried Anggraini, program terbaru itu terutama ditujukan bagi lulusan sekolah menengah dari keluarga prasejahtera yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. “Bentuknya berupa pinjaman lunak jangka panjang untuk pendidikan yang pengembaliannya sampai 14 tahun.Dana bisa dikembalikan setelah yang bersangkutan bekerja dan selanjutnya dana tersebut akan terus bergulir untuk membantu adik-adik kelasnya nanti,”katanya. (inda s)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar