Jumat, 17 Desember 2010

kaskus addict .adm1n's Avatar UserID: 2121629 Join Date: Sep 2010 Posts: 1,211 .adm1n memiliki reputasi buruk! Inilah yang Menyulap Timnas Jadi

Oleh: dr Phaidon Lumban Toruan

KOMPAS.com — Luar biasa! Tim nasional berhasil mengoleksi empat kemenangan berturut-turut di ajang Piala AFF. Terakhir adalah saat melawan Filipina, yang katanya memiliki sembilan pemain naturalisasi. Semua lawan yang telah merasakan keperkasaan Firman Utina dan kawan-kawan saat ini mungkin cukup terperangah melihat tim sebuah negara besar yang sudah lama absen dari prestasi tiba-tiba tampil berbeda.

Kemenangan yang bukan main-main. Menundukkan Malaysia 5-1, mencukur Laos 6-0 (yang mampu menahan Thailand 2-2), dan menaklukkan Thailand 3-1 (salah satu tim terkuat di Asia Tenggara), dan terakhir menang atas Filipina 1-0 di semifinal leg pertama adalah bukti keperkasaan itu.

Apa rahasia besar dari semua ini? Tentu ini adalah hasil kegigihan semua pemain di lapangan serta peran besar seorang Alfred Riedl, sang pelatih kepala, yang dibantu asisten Wolfgang Pikal dan Widodo C Putro. Tapi, apalagi?

Pasti ada sesuatu yang baru bukan? Masalahnya bukan sekali karena Indonesia menggunakan jasa tenaga pelatih asing. Bahkan negara yang disegani di Asia Tenggara, Thailand, menggunakan jasa pelatih ”bule” sekaliber Bryan Robson pun harus angkat koper lebih awal.

Apa yang berbeda?
Sejak PSSI menunjuk Iman Arif sebagai Direktur Badan Tim Nasional (BTN), ia secara intensif membentuk suatu tim yang terdiri atas para profesional. Ia melibatkan banyak orang dengan latar belakang profesional di perusahaan multinasional. Orang-orang pilihan ini menempati semua divisi, mulai dari sekretaris direksi, direktur administrasi, direktur keuangan, direktur marketing, direktur talent scouting, dan direktur sport science.

Iman melakukan perubahan radikal di semua lini dan menerapkan true management. True management di perusahaan multinasional seperti yang dikomandoi ImanArif senantiasa menerapkan management science dalam pekerjaan sehari-harinya.

Iman saat ini tidak lagi menjabat Direktur BTN, tetapi kini bertugas sebagai Direktur Teknis di bawah direktur baru BTN, Nirwan Bakrie. Saya sendiri pernah menjabat direktur sport science di BTN. Tetapi, saat ini saya lebih banyak membantu Iman membuat rancangan strategis untuk meningkatkan, bukan hanya kualitas tim nasional, melainkan juga melakukan transfer knowledge ke seluruh insan sepak bola di Indonesia.

Artinya, Badan Tim Nasional bekerja mengumpulkan semua ilmu pengetahuan yang menunjang prestasi sepak bola (bisa dibilang kulakan ilmu), melakukan cara-cara aplikasi ilmu pengetahuan tersebut sesuai dengan kondisi di Indonesia. Keberadaan organisasi divisi sport science di Badan Tim Nasional merupakan bagian dari pelaksanaan rekomendasi sarasehan sepak bola nasional di Malang beberapa waktu lalu.

Ada beberapa stretegi sport science yang diformulasikan buat timnas. Strategi pertama adalah melakukan aplikasi sport medicine dibantu beberapa profesional. Apa yang dilakukan dalam disiplin ilmu ini adalah melakukan pemeriksaan awal, baik pemeriksaan fisik, laboratorium, dan musculoskeletal (sendi dan/atau otot).

Dengan pemeriksaan ini, data pemain yang dinyatakan oleh tim sport medicine tidak fit diserahkan kepada Alfred sebagai pelatih kepala sehingga saat menyusun tim, bisa mengantisipasi pemain-pemain yang bermasalah secara kesehatan agar tidak mengganggu program kerjanya.

Usaha ini tentu perlu kesabaran karena tim memeriksa puluhan pemain yang secara kasatmata merupakan yang terbaik di Indonesia. Hasil akhir dari pekerjaan ini adalah adanya penilaian kondisi fisik pemain sehingga timnas yang terbentuk terdiri atas pemain yang fit untuk pelatihan.

Strategi kedua adalah melakukan aplikasi sport nutrition. Saat awal pembentukan timnas, akibat kurangnya dokter yang menjadi ”pemain lapangan” di bidang sport nutrition, saya melakukannya sendiri sesuai dengan pengalaman menangani beberapa atlet nasional. Pada pelatnas tahap kedua, pakar dari FKUI-RSCM dilibatkan untuk membantu pengawasan dan penyusunan menu makan. Walaupun sudah diawasi, tetap saja aplikasi sport nutrition belum sepenuhnya sempurna dilakukan.

Ketiga, adalah psikologi olahraga. Mental ternyata masih menjadi masalah di Indonesia. Untuk itu, ada banyak program yang telah disiapkan oleh tim sport science Badan Tim Nasional, tetapi belum semuanya bisa dijalankan.

Keempat adalah penggunaan sport technology. Beberapa hal unik dalam aplikasi teknologi sport adalah penggunaan alat ukur yang canggih guna menentukan kecepatan tendangan, membuat sepatu yang didesain khusus untuk personal (karena pada faktanya kaki kiri dan kaki kanan manusia ukurannya tidak sama, sementara sepatu selalu dibuat simetris), penggunaan berbagai gadget seperti gelang magnet, dan salah satu aplikasi yang paling sederhana yang bisa dikerjakan adalah dengan bermain dengan teknologi IT.

Beberapa hal yang berhubungan dengan IT adalah pencatatan data, simulasi pertandingan, review pertandingan, komunikasi, dan visualisasi yang mendukung semua hal yang diperlukan dalam mencapai performa maksimal.

Lewat tulisan ini, Anda bisa melihat bahwa di dalam Badan Tim Nasional PSSI sudah ada beberapa perubahan khusus di bidang sport science saja. Masih ada perubahan lain di divisi lain yang ada di tubuh Badan Tim Nasional.

Pada akhir tulisan ini saya sekali lagi mengatakan bahwa prestasi tim nasional adalah prestasi tim. Tim pelatih dan tim pemain, tim support, tim administrasi, tim marketing, tim talent scouting, tim sport science dan tim medis, dukungan PSSI, dukungan pemerintah, serta jiwa seluruh rakyat Indonesia yang berhimpun di Gelora Bung Karno, menjadikan kita saat ini memiliki modal sebagai super team, bukan ”kumpulan superman”.

Dengan demikian, kita berpeluang menjadi the winning team. Dan kalau saja prestasi dan kerja sama ini diteruskan, mimpi saya dan juga insan sepak bola Indonesia bahwa kita bisa dan mampu main di putaran final Piala Dunia 2014 di Brasil akan menjadi kenyataan.

Saya mengundang para pemimpi besar di negeri ini untuk mengambil tindakan saat ini juga demi kejayaan Indonesia. Saat ini kita melihat Indonesia menari. Tahun 2014, kita akan menari, menyanyi, dan bersukacita melihat jati diri kita yang sebenarnya. Saat itu kita akan tepuk dada kita dengan bangga seraya berkata, ”Saya orang Indonesia.”

Penulis adalah Sports Scientist di Badan Tim Nasional PSSI

Trik main kartu

1) Pertama-tama, Anda membawa satu paket kartu yang sudah dibagi menjadi dua bagian. Satu paket kartu berjumlah 52, jadi bagilah kartu menjadi masing-masing berjumlah 26.
2) Selanjutnya, mintalah dua orang teman Anda untuk mengocok kartu tersebut. Jadi, di sini masing-masing dari teman Anda tersebut mendapat 26 kartu.
3) Kemudian, ambil kartu yang sudah dikocok dan letakkan di tangan kanan dan kiri Anda.
4) Mintalah kedua teman Anda untuk mengambil satu buah kartu. Salah satu teman Anda mengambil dari tumpukkan kartu yang di tangan kanan dan yang satunya lagi mengambil salah satu kartu dari tumpukkan yang ada di tangan kiri.
5) Setelah itu, mintalah teman Anda untuk mengingat kartu yang diambil dan tidak boleh ditunjukkan kepada Anda.
6) Terakhir, mintalah dua teman Anda untuk meletakkan kembali kartu di tumpukkannya masing-masing dan kocok kembali kartunya. Di sini, kedua teman Anda sama-sama mengocok kartu. Setelah selesai, letakkan kembali di tangan kanan dan kiri Anda.
7) Secara ajaib, Anda bisa menebak kartu apa yang diambil oleh dua orang teman Anda tadi.
Penasaran bagaimana caranya?

Sebenarnya caranya cukup sederhana. Sebelum Anda memulai trik ini, aturlah kartu Anda. Bagilah kartu menjadi dua bagian. Jadi, karena total kartu berjumlah 52, bagilah kartu menjadi 26 dan 26. Nah, kita anggap saja kartu pertama adalah kartu A dan kartu kedua adalah kartu B. Pada kartu A, kumpulkan kartu dengan nilai genap dan pada kartu B kumpulkan kartu yang bernilai ganjil. Nah, pada saat dikocok pertama kali, tentunya nilai kartu tidak akan berubah. Tumpukkan A tetap genap dan tumpukkan B tetap ganjil kan? Karena mengocoknya secara terpisah. Inilah alasan mengapa dalam trik ini menggunakan dua orang teman.
Selanjutnya, ketika teman di sebelah kanan mengambil kartu A dan teman di sebelah kiri mengambil kartu B, tentunya kita sudah tau nilai dari masing-masing kartu mereka. Saat mereka mengambil kartu dan mengingat, tukar posisi kartu. Posisi kartu A letakkan di posisi B dan sebaliknya. Sehingga pada saat kartu ditumpuk kembali kita akan mudah menebak. Cara menebaknya : Carilah kartu genap di tumpukkan kartu ganjil, dan carilah kartu ganjil di tumpukkan kartu genap.
Mudah bukan??
Selamat mencoba trik ini dan semoga Anda bisa membuat bingung teman-teman Anda...

Penemu kamera potografi

Louis Jacques Mande Daguerre orang yang di tahun 1830-an berhasil menemukan kamera fotografi praktis. Daguerre dilahirkan tahun 1787 di kota Cormeilles di Perancis Utara. Waktu mudanya dia seniman. Pada umur pertengahan tiga puluhan dia merancang "diograma", barisan lukisan pemandangan yang mempesona bagusnya, dipertunjukkan dengan bantuan efek cahaya. Sementara dia menggarap pekerjaan itu, dia menjadi tertarik dengan pengembangan suatu mekanisme untuk secara otomatis melukiskan kembali pemandangan yang ada di dunia tanpa menggunakan kwas atau cat. Dengan kata lain "kamera" yang di tingkat pertama perancangan alat kamera yang bisa berfungsi tidak berhasil.

Di tahun 1827 dia ketemu Joseph Nicephore Niepce yang juga sedang mencoba (dan sejauh itu lebih sukses) menciptakan kamera. Dua tahun kemudian mereka menjadi kongsi. Di tahun 1833 Niepce meninggal, tetapi Daguerre tetap tekun meneruskan percobaannya. Menjelang tahun 1837 dia sudah berhasil mengembangkan sebuah sistem praktis fotografi yang disebutnya "daguerreotype." Tahun 1839 Daguerre memberitahu publik secara terbuka tanpa mempatenkannya. Sebagai imbalan, pemerintah Perancis menghadiahkan pensiun seumur hidup kepada baik Daguerre maupun anak Niepce. Pengumuman penemuan Daguerre menimbulkan kegemparan penduduk. Daguerre merupakan seorang pahlawan saat itu, ditaburi rupa-rupa penghormatan, sementara metode "daguerreotype" dengan cepat berkembang menjadi hal yang digunakan oleh umum.

Tak banyak penemuan teknologi yang begitu banyak digunakan awam seperti halnya fotografi. Dia digunakan di hampir tiap bidang penyelidikan ilmu. Begitu juga di bidang industri dan militer. Sarana yang vital di kalangan rakyat biasa, hobbi menyenangkan buat berjuta orang. Fotografi ambil bagian dalam penyebaran penerangan (atau penipuan untuk mengelabui orang lewat informasi palsu), di bidang pendidikan, jurnalistik dan iklan. Berhubung fotografi mampu dengan cepat mengingatkan orang akan masa lampaunya, dia menjadi sarana suvenir dan kenang-kenangan yang tersebar luas. Sinematografi, tentu saja, merupakan perkembangan berikutnya yang punya arti penting-selain melayani dan merupakan sarana hiburan yang tak bisa diabaikan-juga saina banyak digunakan setara dengan foto "diam."

Tak ada penemuan ilmiah yang dilakukan oleh seseorang sendirian tanpa ada petunjuk dari orang-orang sebelumnya seperti Daguerre. "Kamera obscura" (alat serupa dengan kamera tetapi tanpa film) telah diketemukan orang delapan abad sebelum Daguerre. Di abad ke-16, Girolamo Cardano membuat langkah menempatkan lensa di muka "kamera obscura" terbuka. Ini merupakan langkah penting menuju lahirnya kamera modern. Tetapi karena bayangan yang dihasilkan tidak tahan lama samasekali, sulitlah dianggap sebuah fotografi. Penemuan pemula lainnya diketemukan tahun 1727 oleh Johann Schulze yang menemukan bahwa garam perak sangat sensitif terhadap cahaya. Meskipun dia gunakan penemuan ini untuk membuat gambar sementara, Schulze tak punya gambaran bagaimana cara semestinya meneruskan gagasannya.

Pendahulu yang dekat dengan apa-apa yang berhasil diperbuat Daguerre adalah Niepce yang kemudian menjadi partner Daguerre. Sekitar tahun 1829 Niepce menemukan bahwa batuan tebal hitam dari Judea, sejenis aspal, sangat peka terhadap cahaya. Dengan menggabungkan benda peka cahaya dengan "kamera obscura," Niepce berhasil membuat foto pertama di dunia (salah satu yang dijepretnya tahun 1826 masih ada hingga sekarang). Atas dasar itu, beberapa orang menganggap Niepce-lah yang layak dianggap sebagai penemu fotografi. Tetapi sistem fotografi Niepce sepenuhnya tidak praktis karena memerlukan tidak kurang dari delapan jam untuk pengambilannya dan itu pun cuma menghasilkan gambar yang buram.

[Photograph from commons.wikimedia.org/wiki/Fileaguerre] Kamera resmi Daguerre yang diprodusir iparnya, Alphonse Girous, dibubuhi cap yang berbunyi : "Tanpa tanda tangan M. Daguerre dan tanda M. Giroux, tidak terjamin."karena itu punya arti praktis yang berlebih. Pada metode Daguerre, gambar direkam di atas lembar yang berlapis "iodide perak". Waktu pengambilan yang dibutuhkan antara 15-20 menit sudah cukup memadai walau berabe bawanya karena berat, toh berguna. Dua tahun sesudah Daguerre mempertunjukkan ciptaannya di depan umum, orang-orang usul penyempurnaan: penambahan "cairan perak" pada "iodide perak" yang peka cahaya. Perubahan kecil ini punya pengaruh banyak mengurangi waktu yang diperlukan buat pemotretan, karena itu punya arti praktis yang berlebih.

Tahun 1839, sesudah Daguerre mengumumkan secara terbuka hasil penemuan fotografinya, William Henry Talbot, seorang ilmuwan Inggris, memberitahukan pula bahwa dia telah mengembangkan metode fotografi lain, lewat cara pencetakan negatif, seperti dilakukan orang sekarang ini. Menarik untuk dicatat, Talbot sesungguhnya sudah memprodusir alat potret di tahun 1835, dua tahun sebelum keluarnya model Daguerre. Talbot, yang juga melibatkan diri dalam pelbagai proyek, tidak lekas-lekas meneruskan eksperimen fotografinya. Kalau saja hal ini dilakukannya, mungkin sekali dia bisa memprodusir alat potret yang komersil sebelum Daguerre melakukannya, dan bisa dianggap sebagai penemu fotografi.

Tahun-tahun sesudah Daguerre dan Talbot, beruntun dilakukan orang pelbagai penyempurnaan: proses lembaran basah, proses lembaran kering, rol film modern, film berwarna, film bioskop, polaroid dan xerografi. Kendati banyak orang yang terlibat dalam pengembangan fotografi, Louis Daguerre-lah orang yang paling banyak beri sumbangan pikiran. Tak ada sistem yang patut dipakai sebelum Daguerre dan sistem yang dikembangkannya paling praktis dan paling diterima secara luas. Lebih dari itu, penyiaran yang luas dari hasil penemuannya merupakan daya dorong buat penyempurnaan selanjutnya. Meski fotografi yang kita kenal sekarang jauh berbeda dengan sistem Daguerre, tetapi apa yang dibuat Daguerre sudah dapat dimanfaatkan. Daguerre meninggal tahun 1851 di kota asalnya dekat Paris.