Sabtu, 09 Oktober 2010

Pengalaman Naik Taksi di El Arish [Jalur Gaza]

Arish - Penduduk Kota El Arish, Mesir, mengandalkan taksi untuk transportasi umum. Walau tidak memakai argo, ongkos taksi di sini murah dan sopirnya pun cukup ramah.

Biasanya untuk jarak sedang seperti ke kota atau ke pantai, taksi-taksi ini memasang tarif 10 Pound Mesir atau sekitar Rp 16 ribu. Kalau cuma berjarak di bawah 5 Km, mereka bahkan cuma memasang tarif 2,5 Pound Mesir atau Rp 4 ribu.

"Bensin di sini harganya 1 pound (Rp 1.650), kalau untuk taksi harganya hanya 0,80 pound (Rp 1.200)," ujar Ibrahim, sopir taksi yang mengantar kami ke pantai.

Selain taksi, ada juga bus umum seperti Metromini. Tarifnya cuma setengah pound atau sekitar Rp 900. Namun bagi yang belum paham rute angkutan itu agak sulit juga, karena semuanya tertulis dalam bahasa arab. Sangat sedikit pula yang mengerti bahasa Inggris.

Pengamatan de***com, Sabtu (9/10/2010), taksi-taksi ini terdiri dari berbagai jenis mobil. Ada sedan keluaran baru, ada juga Mercedez keluaran tahun 1970-1980an.

Nah, biasanya kami lebih memilih yang Mercedez, walaupun tua tapi interiornya lebih lega. Di jok belakang, 3 pria dewasa masih dapat duduk dengan nyaman. Kalau sedan-sedan baru, umumnya lebih sempit. Ada taksi yang bercat putih dan merah, sama saja pelayanannya.

Kalau cara mengemudi berbeda-beda. Ada yang kalem, ada yang merasa jadi pembalap F1. Enak juga meliuk-liuk di antara lalu lintas Kota Arish yang ramai dengan kecepatan tinggi.

Yang unik, beberapa kali sopir taksi itu menolak dibayar karena tahu, Taryudi, penerjemah tim Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) di Mesir, merupakan Mahasiswa Al Azhar yang membawa turis dari Indonesia. Sopir tersebut tahu Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar.

"Tidak usah, tidak usah. Anda saudara saya," ujar sopir tersebut sambil mendorong Taryudi ke luar dari taksinya.

Wah, kapan ya bertemu sopir taksi seperti ini di Jakarta?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar